2 Februari 2012
By: Nobella
Banyak
sekali Perguruan Tinggi yang mempunyai potensi di Indonesia, namun mengapa PT
Indonesia sulit diakui oleh bangsa lain?. Saya sangat setuju dengan pernyataan penulis
buku Pokoknya Menulis, Alwasilah
dalam wacana yang berjudul “Membangun Mesin Reproduksi Pengetahuan”. Dalam
wacananya, beliau mengatakan bahwa memang PT di Indonesia cenderung
memperhatikan aspek keunggulan fisik kampus dan kuantitas lulusannya saja
dibandingkan dengan produktivitas dan kualitasnya. Produktivitas para lulusan PT di Indonesia
memang belum maksimal. Kreativitas
mereka sebenarnya sangat potensial. Namun
memang orang Indonesia belum terlatih untuk berpikir out of the Box. Sehingga
ide-ide brilian seringkali hanya berakhir menjadi wacana di kepala dan hilang
sebelum ditumpahkan dalam barisan tinta. Jika saja dari mulai sekolah dasar
para guru melatih cara berpikir ini, maka imajinasi dan kreativitas akan
terasah maksimal dan dapat mengalir menjadi karya-karya besar. Kita memang cenderung terkukung oleh paradigma
yang terkadang mengerdilkan nyali dan percaya diri.
Tidak
sedikit sarjana yang bingung mencari penghasilan setelah lulus kuliah. Padahal jika para sarjana di Indonesia
dibiasakan untuk proaktif dalam menulis dan menciptakan karya fisik dari
tangan-tangan mereka, justru saya rasa penghasilan bukan lagi hal yang sulit
untuk dicari. Karena dari menulis dan berkarya itulah mereka bisa berpenghasilan. Disamping itu, keuntungan proaktifitas dalam
menulis akan membuat ilmu yang mereka dapatkan sebagai lulusan sarjana akan terpakai dan
berkembang secara continue dan kontributif bagi
perkembangan informasi pengetahuan di Indonesia khususnya dan dunia pada
umumnya.
Komentar
mengenai wacananya diatas, Alwasilah
juga berkoar dengan lugas dan gamblang.
Berbagai opini pun beliau sajikan dengan bahasa yang terang-terangan tanpa ada
kesan menutup-nutupi pendapatnya. Hal
tersebut membuat pembaca seakan terbawa oleh kata-kata dan ajakan untuk menulis
secara proaktif. Terlihat bahwa
sedikit-demi sedikit wacana beliau membawa kita secara persuasif dan halus
disela-sela bukti yang beliau sajikan, meyakinkan
kita untuk menulis. Saya rasa hal
tersebut berhasil beliau bawakan kepada pembaca karena tidak hanya fakta-fakta
tentang keterpurukan minat menulis di Indonesia saja yang disajikan, melainkan
tips-tips menulis dengan metode kolaborasi yang mudah dan membangun.
*wacana dapat di lihat di buku Pokoknya Menulis karya A. Chaedar Alwasilah
*wacana dapat di lihat di buku Pokoknya Menulis karya A. Chaedar Alwasilah
[Ditulis dengan ilmu baru dari dosen yang luar biasa ]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar